Arak-arakan Kirab Budaya Hari Jadi ke-276 Kabupaten Blora
Blora - Peringatan Hari Jadi ke-276 Kabupaten Blora pada 13 Desember 2025 tidak hanya dirayakan sebagai momentum ulang tahun pemerintahan daerah, tetapi juga dimaknai sebagai bentuk pelestarian sejarah dan budaya lokal melalui penyelenggaraan Kirab Budaya yang berjalan meriah sejak pagi hingga siang hari.
Ribuan warga masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan utama Kota Blora untuk menyaksikan prosesi arak-arakan, yang tidak sekadar parade visual, melainkan juga refleksi perjalanan panjang sejarah masyarakat Blora dari masa ke masa, mencerminkan nilai-nilai tradisi dan identitas budaya yang tetap dijaga oleh generasi masa kini.
Penyelenggaraan Kirab Budaya mengambil tema “Nyawiji mBangun Blora, Akur Makmur Misuwur” yang sarat makna simbolik—menyatukan seluruh elemen masyarakat dalam semangat kebersamaan, membangun daerah yang harmonis, sejahtera, dan dikenal luas. Prosesi ini dipimpin oleh Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman beserta Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda, yang berjalan di barisan terdepan mengenakan busana adat Jawa, menandai keterkaitan erat antara perayaan hari jadi dengan akar budaya lokal yang telah hidup turun-temurun di masyarakat Blora.
Kirab ini tidak hanya menampilkan unsur estetika tarian atau kostum tradisional, tetapi juga memperlihatkan jejak-jejak sejarah melalui simbol-simbol budaya yang dibawa oleh peserta dari berbagai elemen, seperti barongan khas Blora, penampilan tari tradisional, serta representasi komunitas adat nusantara yang ikut hadir untuk memperkaya kisah budaya yang ditampilkan. Rute kirab yang dimulai dari Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, menyusuri Jalan Pemuda, Tugu Pancasila, hingga berakhir di depan Kantor DPRD Blora, menjadi panggung sejarah hidup yang menghubungkan perjalanan masa lalu dengan semangat masa depan.
Tradisi kirab semacam ini sesungguhnya memiliki akar panjang dalam budaya Indonesia, di mana arak-arakan tidak hanya sebagai perayaan tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, identitas komunitas, dan nilai-nilai sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks Blora, Kirab Budaya menjadi sebuah cara untuk meneguhkan rasa kebanggaan terhadap sejarah lokal sekaligus menyatukan seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang untuk berbagi dalam perayaan yang penuh makna tersebut.
Dengan begitu, Kirab Budaya Hari Jadi ke-276 Kabupaten Blora tidak sekadar menjadi hiburan visual bagi warga, tetapi juga menjadi wahana pendidikan budaya dan sejarah yang menguatkan jati diri kolektif masyarakat Blora. Perayaan ini diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga warisan budaya, serta memperkuat rasa cinta terhadap daerahnya sendiri sambil melangkah bersama dalam pembangunan yang inklusif dan berakar kuat pada nilai-nilai tradisi.
Kebersamaan para pimpinan daerah tersebut menjadi simbol kebersatuan dalam perayaan hari jadi Blora.
“Para pimpinan daerah ikut memeriahkan kirab budaya dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-276 Kabupaten Blora,” ujar Bupati Arief Rohman di sela kegiatan.
Antusiasme masyarakat terlihat nyata. Sepanjang rute, warga berebut berjabat tangan dan mengabadikan momen menggunakan ponsel pribadi. Anak-anak, remaja, hingga orang tua larut dalam suasana pesta rakyat yang jarang ditemui setiap hari.
Sulistiawan, warga Kelurahan Tegalgunung, mengaku terhibur sekaligus bangga. Menurutnya, kirab budaya bukan sekadar tontonan, tetapi juga sarana mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda. “Bagus kirab budayanya. Banyak kesenian tradisional ditampilkan, dan barongan khas Blora hampir selalu hadir di setiap rombongan. Ini menghibur sekaligus mendidik,” tuturnya.
Kirab budaya Hari Jadi ke-276 Kabupaten Blora diikuti perwakilan 16 kecamatan, organisasi perangkat daerah (OPD), instansi vertikal, perbankan, BUMD/Perusda, serta Masyarakat Adat Nusantara DPD Blora. Lebih dari sekadar perayaan, kirab ini menjadi cermin kebersamaan warga Blora dalam merawat budaya, sejarah, dan semangat membangun daerah yang akur, makmur, dan misuwur. (*)
